Studi terbaru, yang dimuat di jurnal
ilmiah Nature, menggunakan empat pendekatan untuk menyimpulkan bahwa
hanya 10-30% kanker terjadi karena fungsi tubuh secara alami atau
"nasib".
Kanker disebabkan oleh sel dalam tubuh yang membelah tak terkendali.
Hal itu bisa terjadi karena faktor internal yang merupakan bagian dari fungsi alami tubuh, misalnya mutasi yang terjadi setiap sel membelah, atau faktor eksternal seperti merokok, radiasi ultraviolet, dan faktor lainnya yang belum dikenali.
Para peneliti memperdebatkan faktor mana yang terpenting -internal atau eksternal.
Kelompok dokter dari Pusat Penelitian Kanker Stony Brook di New York berusaha memecahkan masalah itu dengan berbagai pendekatan, termasuk pemodelan komputer, data populasi, dan studi genetik.
Dr. Yusuf Hannun, direktur Stony Brook, mengatakan kepada BBC, "Faktor eksternal memainkan peran besar, dan orang tidak bisa menyalahkan nasib.
"Jangan merokok dan mengatakan 'ini nasib buruk' bila terkena kanker.
"Ibarat main Russian roulette, perokok menambah dua-tiga peluru ke dalam selongsong peluru pistol. Dan kemudian mereka menarik pelatuknya."
Kevin McConway, profesor statistik terapan, mengomentari studi yang dilakukan di Stony Brook.
"Mereka benar-benar menyediakan bukti yang cukup meyakinkan bahwa faktor eksternal berperan besar di berbagai jenis kanker, termasuk beberapa jenis yang paling umum.
"Studi ini kembali menunjukkan bahwa kita harus melihat lebih dari sekadar nasib dan untung-untungan untuk memahami kanker dan melindungi orang-orang dari penyakit itu."
Dr. Emma Smith dari Pusat Studi Kanker Inggris mengatakan, "Meski kebiasaan sehat seperti tidak merokok, menjaga berat badan, makan makanan sehat, dan mengurangi alkohol bukan jaminan seseorang bebas dari kanker; kebiasaan itu mengurangi risiko kanker secara dramatis." ( brt : BBC )
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !